Sepertinya baru kemaren, aku menginjakkan kaki yang pertama kalinya ke Groningen untuk bertemu dengan supervisor , berdiskusi dan akhirnya sepakat untuk membuat proyek besar penelitian kolaborasi di Indonesia sekaligus mendapat persetujuan atau yang sering disebut sebagai “acceptance letter” memulai program PhD ku di Rijk Universiteit Groningen, The Netherlands.
Saat ini setelah aku dalam minggu2 terakhirku sebelum submisi buku disertasi PhDku , aku hanya mengucup syukur alhamdulilah atas nikmat Allah yang luar biasa hebatnya padaku dan keluargaku.
Hanya bahagia dan syukur yang muncul saat harus melakukan refleksi 4 tahun kehidupanku sebagaai mahasiswa PhD di belanda dengan membawa seluruh keluarga untuk merantau menimba pengalaman di negeri orang.
Alhamdulilah Insya Allah tidak hanya gelar yang nantinya tersandang, namun manfaat lain yang bisa didapat ….. dari segi akademik beberapa paper telah dihasilkan dan sebagian besar telah terpublikasi di beberapa jurnal international, kesempatan untuk bisa mengikuti konferensi di banyak negara, mendapat penghargaan untuk penelitian yang dipresentasikan, hingga yang terakhir adalah mendapat kesempatan menjadi anggota peer-review untuk jurnal internasional dan diundangsebgai guest lecture pada seminar internasional dibidang yang saya tekuni. Itu semua Insya Allah tidak menjadikan ku menjadi sombong dan berbesar hati namun untuk menjadi makin merunduk , makin merasa perlu untuk banyak belajar dan makin perlu banyak membaca belajar meneliti dan menulis…..
Syukur lain yang sangat luar biasa adalah tercapainya keinginan untuk bisa membawa anak2 merasakan pengalaman bersekolah dan belajar hidup di negeri maju yang dekat dengan pusat perkembangan Imu pengetahuan dan teknologi. Jujur saja tujuan awal untuk bisa bersekolah di luar negri adalah agar bisa membawa anak bersekolah di luar negri. Kematangan berpikir , kemandirian hidup dan mengerti apa yang mereka inginkan untuk dirinya kelak adalah ssesuatu hal luar biasa yang bisa didapat dari mereka …..
Alhamdulilah ya Allah, kami berempat bisa melewati semua rintangan itu. Tentu saja selama hidup berjuang disini banyak hal2 yang tidak enak yang harus diatasi bersama dengan suami. Mulai dari awal kita harus meninggalkan zona kenyamanan yang sudah kami dapat selama di Indonesia. Dengan profesi terakhir sebagai spesialis dan suami dengan pekerjaan dan perusahaannya selama di Indonesia adalah zona yang amat nyaman buat kita. Pada saat awal terutama saat suami harus pindah ke Belanda, adalah hal yang tidak mudah dari somebody menjadi nobody (istilah dia saat itu) adalah sesuatu yang tidak mudah. Semua harus dimulai dari nol. Kami masih ingat bagaimana anak terkecil sempat bertanya pada ayahnya ….. “Ayah lebih suka seperti apa kerja di Indonesia jadi direktur dan dosen atau di belanda harus mengurus dan menemani adik?” pertanyaan sederhana dari seorang anak yang tentu saja tidak mudah dijawab. Belum lagi mungkin pandangan tidak percaya dan keheranan orang2 untuk keputusan yang kami buat. Dari saya sendiri juga tidak mudah untuk menerima pandangan orang yang menganggap bahwa suami khusus datang dan mengikuti ke belanda dan harus meninggalkan kemampanan di Indonesia. Mungkin mereka juga tidak tahu bahwa ini merupakan keputusan bersama yang keluar dari pemikiran kami berdua.
Kami juga masih ingat bagaimana kita bisa hidup bertahan di belanda hanya dalam hitungan bulan dan tahun dari dana beasiswa yang tidak banyak ditambah dengan “sangu”aset kita dari Indonesia. Jadi bisa dikatakan secara material akan banyak yang “hilang”atau “berkurang”namun secara non material ternyata banyak yang kita dapat dan dikembalikan oleh Allah SWT berlipat lipat. Dimulai dari kesempatan bersekolah di sekolah International dengan kurikulum yang di gunakan oleh sekolah internasional tertua di Indonesia yang tidak mungkin kita bisa sanggup membiayainya bila kita bersekolah disana. Alhamdulilah kedua anak juga mendapat keringanan dan subsidi dari pemerintah belanda untuk bisa membayar SPP. Keuntungan tak terhingga yang kita dapat adalah dapat terterimanya suami di program PhD yang kita sudah tunggu lama. Itu semua tidaklah mudah bila kita berdua tidak memiliki keyakinan dan kesabaran untuk terus berusaha dan berdoa. Yang paling penting adalah dukungan yang tidak pernah henti dari papa mama dan ibu di Yogya. Mereka adalah orang2 yang selalu memberi semangat dan selalu memberi contoh pada kami pentingnya menuntut ilmu dan belajar terus selama masih hidup. Mereka bangga memiliki anak2 yang mau belajar dan memiliki ilmu dan bukan yang “hanya” berharta. Sepertinya inilah yang membuat kami bersemangat dan mencontoh teladan yang mereka berdua berikan.
Anugerah lain yang tak ternilai dariNya adalah selama perjalanan hidup kami di belanda, kami memiliki keluarga baru serta sahabat sejati. Groningen dan belanda telah menjadi kota dan negara yang menunjukkan kami banyak hal , menunjukkan pada kami arti suatu persahabatan dan persaudaraan, yang menunjukkan pada kami arti berjuang, arti berbagi , arti memberi, arti menerima, arti berhemat, arti berterima kasih, arti belajar dan semuanya. Disini pula kami dipertemukan dengan orang2 baik, supervisor yang baik, guru yang baik, kolega yang baik, tetangga yang baik, keluarga, teman dan sahabat yang baik pula.
Akhirnya …. meskipun masih ada sedikit langkah lagi untuk menyelesaikan tulisan untuk buku disertasi S3 saya, hanya satu yang bisa kupanjatkan … “ Terima kasih Allah atas nikmat yang Kau berikan pada kami sekeluarga, jadikanlah kami menjadi manusia yang selalu bersyukur atas nikmatMu dan selalu belajar, bekerja dan bertindak di jalanMu ….. Amien YRA
Groningen, 4 April 2013

Keren 👍🏻 Saya jadi termotivasi untuk bisa melanjutkan kuliah di Belanda
ReplyDeleteHi kak,
ReplyDeletePerkenalkan saya merlyn dari situs HL8 ingin menawarkan kerjasama dalam bentuk program affiliasi dimana anda bisa mendapatkan keuntungan komisi 40% flat dari kami setiap bulannya, Apabila anda tertarik silahkan hubungi kami di affiliate[a]hl8asia .com atau fb saya.
Terima kasih atas perhatiannya
merlyn